“PERATURAN BARIS
BERBARIS (PBB)”
Makalah
ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah kesamaptaan dosen
pengampu TRI SUTRISNO, S.Pd
Disusun
Oleh :
NAMA : FERA WIDIASTUTI
NIM : 1352000309
KELAS : 3 H
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2014
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan benar,serta tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini saya akan membahas mengenai “DASAR-DASAR PBB”.
Malakah ini telah dibuat dengan
berbagai bantuan dari beberapa pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Dalam bentuk dan isinya yang sangat
sederhana semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangununtuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat membeikan manfaat bagi kita semua.
Sukoharjo,
Oktober 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan 1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertan baris-berbaris 2
Maksud dan tujuan PBB 2
Aba-aba 3
Gerakan dalam PBB 6
Cara memberi aba-aba 11
BAB III
PENUTUP
Simpulan 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Baris-berbaris
pertama kali dikenal pada jaman kekaisaran romawi pada saat kaisarnya Julius
Caesar,dengan maksud agar pasukan yang berada dibawah kekuasaannya mempunyai
rasa tanggung jawab, displin yang tinggii dengan melihat hasil akhir yaitu :
kerapihan, kekompakan, ketertiban, serta kesiapan. Pada zaman kaisar Julio
caesar sangat terkenal.
Baris
berbaris adalah suatu wujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu
perwatakan tertentu. Dalam peraturan baris berbaris ada istilah aba-aba. Aba-aba
adalah suatu perintah yang di berikan oleh seorang komandan kepada pasukannya,
untuk dilaksanakan secara serentak atau berturut-turut.
Peraturan
Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris
berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun
baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI.
Untuk anak
sekolah dasar ada gerakan dasar PBB meliputi : Sikap
sempurna atau siap, hadap serong kanan/kiri, hadap kanan/kiri, balik kanan, lencang
kanan/kiri, lencang depan, jalan di tempat, hormat, berhitung, dan istirahat di
tempat. PBB digunakan
Tujuan dari PBB yaitu untuk menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas,
rasa persatuan, disiplin sehingga dengan demikian dapat mengutamakan
kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan menanamkan rasa tanggung
jawab
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan baris berbaris?
2.
Apa
maksud dan tujuan dari PBB?
3.
Gerakan
apa saja yang ada dalam pbb?
C.
Tujuan
Makalah ini
dibuat untuk memberikan informasi kepada pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
PERATURAN BARIS BERBARIS (PBB)
A.
PENGERTIAN
Baris
berbaris adalah suatu wujud latuhan fisik, yang diperlukan guna mmenanamkan
kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu
perwatakan tertentu.
Sikap
lahir yang diperoleh adalah : ketegaran, keseragaman, ketangkasan, kesigapan,
kelincahan, keindahan, kerapihan, ketanggapan, ketertiban, kewajaran tenaga,
kekhidmatan, kesopanan, kekompakan, dan ketelitian
Sikap
batin yang diperoleh adalah : ketenangan, keberanian, ketaatan, kekuatan,
keikhlasan, kesadaran, konsentrasi,
kesetiakawanan, dan berani berkorban.
B.
MAKSUD
DAN TUJUAN
Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :
·
Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan
hak dan kewajiban
·
Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat
kebersamaan
Tujuan dari PBB adalah :
1.
Guna
menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin,
sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas di
atas kepentingan individu dan secara tidak langsung juga menanamkan rasa
tanggung jawab.
2.
Yang
dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok tersebut dengan
sempurna.
3.
Yang
dimaksud dengan rasa persatuan adalah rasa senasib dan sepenanggungan serta
ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4.
Yang
dimaksud dengan disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas individu
yang hakikatnya tidak lain dari pada keikhlasan menyisihkan pilihan hati
sendiri.
5.
Yang
dimaksud dengan rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang
mengandung risiko terhadap dirinya tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya
tidak mudah melakukan tindakan yang akan dapat merugikan kesatuan.
C.
ABA-ABA
1.
Pengertian
Aba-aba
adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang
dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau
berturut-turut.
2.
Macam
aba-aba.
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
Ø Aba-aba petunjuk
Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya
jika perlu untuk menegaskan maksud dari pada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a)
Kepada
Pemimpin Upacara-Hormat – GERAK
b)
Untuk
amanat-istirahat di tempat - GERAK
Ø Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan adalah inti
perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a)
Lencang
kanan – GERAK (bukan lancang kanan)
b)
Istirahat
di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)
Ø Aba-aba pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan
mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:
1)
GERAK
Gerak adalah untuk gerakan-gerakan
kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai
anggota tubuh lain.
Contoh:
-
jalan
ditempat
- GERAK
-
siap
- GERAK
-
hadap
kanan
- GERAK
-
lencang
kanan - GERAK
2)
JALAN
Jalan adalah
utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh:
-
haluan kanan/kiri - JALAN
-
dua langkah ke
depan - JALAN
-
satu langkah ke
belakang - JALAN
Catatan:
Apabila gerakan
meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus didahului
dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
-
maju
- JALAN
-
haluan
kanan/kiri
- JALAN
-
hadap kanan/kiri
maju - JALAN
-
melintang
kanan/kiri maju -JALAN
v Tentang istilah: “maju”
1.
Pada
dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan
berhenti.
2.
Pasukan
yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba
HENTI.
Misalnya:
1)
Ada
aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba :
hadap kanan/kiri henti GERAK.
2)
Ada
aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap
kanan/kiri henti GERAK.
3)
Balik
kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.
Tidak
dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri
maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena
tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
v Tentang aba-aba : “henti”
Pada
dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang
sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus
diucapkan.
Contoh:
Empat langkah ke depan –JALAN,
bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan
dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
3)
MULAI
Mulai adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang
harus dikerjakan berturut-turut.
Contoh:
-
hitung
-MULAI
-
tiga
bersaf kumpul -MULAI
D.
Dua Gerakan pada
PBB
PPB terdiri dari 2 gerakan yaitu Gerak ditempat dan Gerak
berjalan. Untuk lebih lanjut mari kita lihat 2 gerakan tersebut.
1. Gerakan ditempat
Gerakan ditempat
diperluykan untuk mempersiapkan atau merapikan barisan dalam menghadapi
upacara-upacara dalam pelaksanaan apel kerja, apel belajar atau persiapan
pelaporan belajar dikelas. Gerakan ditempat yang umum dilakukan meliputi :
a.
Sikap Sempurna
Aba –aba : ” Siap – GERAK ”
Pelaksanaan :
1.
Badan
/ tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60o
2.
Lutut
lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
3.
Perut
di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang dan tidak di
naikan.
4.
Lengan
rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam tidak
terpaksa, rapat di paha.
5.
Ibu
jari segaris dengan jahitan celana.
6.
Leher
lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan, bernafas
wajar.
b.
Hormat
Aba –aba
: ” Hormat – GERAK ”
Pelaksanaan
:
a.
Hormat
tanpa pet/topi
Setelah mendapat aba-aba hormat –
grak (pasukan dalam sikap sempurna) angkat tangan kanan sedikit ditekuk
kedepan, jari telunjuk menyentuh pelipis kanan bawah (telapak tangan tidak terihat
dan ibu jari lainnya) tampak terihat satu garis.
b.
Hormat
dengan pet/topi
Setelah mendapat aba-aba hormat –
grak (pasukan daam sikap sempurna) angkat tangan kanan sedikit ditekuk kedepan,
jari telunjuk menyentuh ujung pet/topi sebelah kanan (telapak tangan tidak terihat
dan ibu jari lainnya) tampak terihat satu garis.
Devinisi
sikap hormat :
-
pandangan
lurus ke depan
-
dada
di busungkan
-
tangan
kanan memebentuk sudut 90 derajat dan di tekuk 45 derajat jari jari merapat dan
di taruh di pelipis mata kanan jari jari menghadap ke saku
-
tumit
merapat
-
dan
ujung kaki di buka sudut 45 derajat
c.
Lencang
Kanan / Kiri
Hanya
dalam bentuk bersaf.
Aba-aba : ” Lencang kana / kiri –
GERAK ”
Pelaksanaan :
1.
Mengangkat
tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri
2.
Menggenggam,
punggung tangan menghadap ke atas.
3.
Bersamaan
dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali penjuru kana / kiri.
4.
Masing-masing
meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di sebelah kanan / kiri-nya.
5.
Jari-jari
menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.
Catatan :
1.
Bila
bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan,
ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
2.
Penjuru
saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan
tangan.
3.
Pada
aba-aba : ” Tegak GERAK ”,
semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka kembali ke depan.
d.
Setengah
lencang kanan/kiri
Aba-aba: Setengah lengan lencang kanan = GERAK
Pelaksanaan:
Seperti lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri
di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri
di sebelah kanan/kirinya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah
belakang dan empat jari lainnya rapat satu sama lainnya di sebelah depan. Pada
aba-aba Tegak = GERAK semua serentak menurunkan lengan memalingkan muka kembali
ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna
e.
Lencang Depan
Hanya
dalam bentuk banjar.
Aba-aba
: ” Lencang Depan - GERAK ”
Pelaksanaan
:
1.
Penjuru
tetap sikap sempurna.
2.
Nomor
dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke depan.
3.
Lengan
kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas, mengambil
jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
4.
Pada
aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan
tangan kembali ke sikap sempurna.
f.
Berhitung
Aba-aba
: ”Hitung - MULAI ”
Pelaksanaan
:
1.
Jika
bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan.
2.
Pada
aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil
memalingkan muka ke depan.
3.
Jika
berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
4.
Pada
aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke
belakang.
5.
Penyebutan
nomor di ucapkan penuh.
6.
Perubahan
Arah
g.
Hadap Kanan/ Kiri
Aba-aba
: Hadap kanan / kiri - GERAK
Pelaksanaan
:
1.
Kaki
kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri
berada di ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2.
Tumit
kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3.
Kaki
kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.
h.
Hadap Serong Kanan/ Kiri
Aba-aba
: ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”.
Pelaksanaan
:
1.
Kaki
kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
2.
Berputar
arah 45o ke kanan / kiri.
3.
Kaki
kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.
i.
Balik Kanan
Aba-aba:
Balik kanan = GERAK
Pelaksanaan:
Pada
aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan)
di depan kaki kanan. Tumit kaki kanan beserta dengan badan diputar kek kanan
180°. Kaki kiri dirapatkan pada kaki kanan.
j.
Istrirahat ditempat
Aba-aba
: ” Istirahat Ditempat – GERAK ”
Pelaksanaan
:
1.
Kaki
kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ).
2.
Kedua
belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung tangan kanan di
atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan dengan di lepaskan, tangan
kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk serta
kedua lengangan di lemaskan.
3.
Dapat
bergerak.
2. Gerakan berjalan
Gerak berjalan diperlukan pada saat menggerakkan,
memindahkan, atau menggeser barisan dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Gerakan-gerakan berjalan sangat diperlukan demi kekompakan, ketertiban,
keseragaman dalam rangka memupuk rasa kebersamaan. Gerakan berjalan yang umum
dilakukan meliputi :
a.
Maju Jalan
Dari
sikap sempurna
Aba-aba
: Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1.
Pada
aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki
diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke
tanah dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah
biasa.
2.
Langkah
pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°, lengan kiri
30° ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus
dilenggangkan ke depan 45°, dan ke belakang 30°.
3.
Seluruh
anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.
Dilarang
keras : berbicara-melihat kanan/kiri
Pada
waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
b.
Bubar Jalan
Aba-aba:
Bubar = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba tiap pasukan menyampaikan penghormatan kepada
komandan, sesudah dibalas kembali dalam sikap sempurna kemudian melakukan balik
kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati, melaksanakan gerakan
seperti langkah pertama dalam gerakan maju jalan, selanjutnya bubar menuju
tempat masing-masing.
c.
Jalan ditempat
Aba-aba:
Jalan ditempat - GERAK
Pelaksaannya:
Gerakan dimulai dengan mengangkat
kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata-rata, ujung kaki menuju ke
bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan tegak, pandangan mata
tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang)
Dari jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba : Henti –
GERAK
Pelaksanaannya:
Pada aba-aba pelaksanaan dapat
dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki kiri/kanan diharapkan pada
kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
d.
Hadap Kanan Maju Jalan
e.
Hadap Kiri Maju Jalan
f.
Belok Kanan
g.
Belok Kiri
E.
Cara memberi aba-aba
1)
Waktu memberi aba-aba, pemberi
aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali
dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
2)
Apabila aba-aba itu berlaku juga
untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah
ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh: Kepada Pembina Upacara –
hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
ü Pada
waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan
gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
ü Setelah
penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm
keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak
: GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
3)
Pada taraf permulaan aba-aba yang
ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan
gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjala, pada waktu berlari
ditambah 3 (tiga) langkah.
4)
Pada taraf lanjutan, aba-aba
pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan
/ 4 (empat) langkah untuk berlari.
5)
Aba-aba diucapkan dengan suara
nyaring-tegas dan bersemangat.
6)
Aba-aba petunjuk dan peringatan pada
waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
7)
Aba-aba pelaksanaan pada waktu
pengucapan hendaknya dihentakkan.
8)
Antara aba-aba peringatan dan
pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan.
9)
Bila pada suatu bagian aba-aba
diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG
Contoh:
Lencang
kanan = Ulangi – siap GERAK
Pada dasarnya PBB merupakan cara untuk melatih
barisan/kelompok agar terbentuk kekompakan dan kerjasama yang harmonis. Akan
terlihat jelas dan terasa tidak kompak apabila ada salah satu orang dalam
barisan/kelompok yang menyimpang dari aba-aba yang diberikan. Akibatnya akan
jelasa memporakporandakan barisan itu. Maka dari itu diharusakan bagi setiap
anggota barisan untuk memusatkan perhatian kepada aba-aba yang diberikan dan
dapat dilaksanakan serempak sehingga tercipta kebersamaan.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Baris-berbaris
adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam
tata cara hidup Angkatan Bersenjata/masyarakat yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Aba-aba
adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang
dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau
berturut-turut. Ada tiga macam aba-aba yaitu : Aba-aba petunjuk, aba-aba
peringatan, aba-aba pelaksanaan. PPB terdiri dari 2 gerakan yaitu Gerak
ditempat dan Gerak berjalan. Ada 12
gerakan dasar dalam PBB
yaitu :
1.
Sikap sempurna atau siap
2.
Hadap serong kanan
3.
Hadap serong kiri
4.
Hadap kanan
5.
Hadap kiri
6.
Balik kanan
7.
Lencang kanan
8.
Lencang depan
9.
Jalan di tempat
10. Hormat
11. Berhitung
12. Istirahat
di tempat
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar