MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
“MANAJEMEN
KESISWAAN”
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah Dosen Pengampu
Kenang Tri H, M.Pd
Disususn Oleh:
Fera Widiastuti 1352000309
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan
kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan rahmat dan hidayah-nya sehingga
penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul ”Manajemen
Kesiswaan” pada mata kuliah
Manajemen Berbasis Sekolah. Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar
Muhammad Swt atas petunjuk dan risalahNya, yang telah membawa zaman kegelapan
ke zaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak
yang telah membantu kami memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini.
Kami dapat menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami
sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih baik
lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Sukoharjo,
April 2016
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan 2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Manajemen Kesiswaan 3
Tujuan, Fungsi
dan Prinsip Manajemen Kesiswaan 3
Tanggung Jawab Kepala sekolah dalam
manajemen kesiswaan 4
Ruang Lingkup
Manajemen Kesiswaan 8
BAB III
PENUTUP
Simpulan 16
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepala
sekolah memegang peranan penting dalam mengelola sekolah. Ia bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap berlangsungnya proses pembelajaran di suatu sekolah.
Seseorang kepala sekolah dituntut untuk mampu memberikan ide-ide cemerlang,
memperkarsai pemikiran yang baru dilingkungan sekolah dengan melakukan
perubahan maupun penyesuaian tujuan, sasaran dari suatu program pembelajaran.
Sebagai pemimpin seorang kepala sekolah dituntut untuk dapat menjadi seorang
innovator. Oleh karena itulah kualitas kepemimpinan kepala sekolah sangat
signifikan sebagai kunci keberhasilan bagi proses pembelajaran yang berlangsung
si suatu sekolah.
Diantara
unsure sumber daya manusia yang harus diberdayakan oleh seorang kepala sekolah
adalah kelompok siswa. Untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah, kepala
sekolah dituntut untuk mau dan mampu melakukan upaya pengembangan pengelolaan
sekolah seperti dengan melakukan manajemen kesiswaan. Agar manajeman kesiswaaan
berhasil dengan baik seseorang kepala sekolah harus menyusun serangkaian
kegiatan yang berhubungtan dengan manajemen kesiswaan.
Keberhasilan
dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan akan sangat tergantung kepada
manajemen komponen- komponen pendukung pelaksana, dan sarana prasarana. Oleh
karena itu keberadaan siswa sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan
kegiatan pendidikan disekolah , siswa merupakan subyek sekaligus objek dalam
proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang
diperlukan. Artinya bahwa dibutuhkan manajemen kesiswaan yang bermutu bagi
lembaga pendidikan (sekolah) itu sendiri. Sehingga peserta didik atau siswa
dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan
intelektual, social dan kejiwaan.
Kebutuhan
siswa dalam mengembangkan dirinya tentu saja beragam dalam hal pemprioritasan,
seperti disatu sisi para siswa ingin sukses dalam hal prestasi akademiknya,
disisi lain juga ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan teman sebayanya. Dan
ada juga siswa yang ingin sukses dalam segala hal. Pilihan – pilahan yang tepat
atas keberagaman keingginan tersebut tidak jarang menimbulkan masalah bagi
siswa. Oleh karena itu diperlukan layanan bagi siswa atau peserta didik yang
dikelola dengan baik. Manajemen kesiswaan berupaya mengisi kebutuhan akan layanan
yang baik tersebut, mulai dari siswa tersebut mendaftarkan diri ke sekolah
sampai siswa tersebut menyelesaikan studi disekolah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Manajemen Kesiswaan ?
2. Apa Tujuan, Fungsi dan
Prinsip Manajemen Kesiswaan?
3. Bagaimana Tanggung jawab Kepala Sekolah
dalam Manajemen Kesiswaan?
4. Apa sajakah yang mencakup
dari Ruang lingkup manajemen kesiswaan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Manajemen
Kesiswaan
2. Untuk mengetahui apa tujuan,
fungsi dan prinsip Manajemen Kesiswaan.
3. Untuk mengetahui bagaimana
Tanggung jawab Kepala Sekolah dalam Manajemen Kesiswaan
4. Untuk mengetahui Ruang
lingkup manajemen kesiswaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manjemen kesiswaan memiliki pengertian
suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah
mulai dari perencanaan, penerimaan siswa, pembinaan yang dilakukan selama siswa
berada di sekolah, sampai dengan siswa menyelesaikan pendidikannya di sekolah
melalui penciptaan suasana pembelajaran yang kondusif dan konstruktif terhadap
berlangsungnya proses belajar mengajar atau pembelajaran yang efektif. Dengan
kata lain manajemen kesiswaan merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan
usaha kerjasama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran
di sekolah.
B. Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen
Kesiswaan
Tujuan manajemen peserta didik
adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut
menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah) yang dapat berjalan
lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian
tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan serta mampu menata
proses kesiswaan mulai dari perekrutan, pembelajaran sampai dengan lulus sesuai
dengan tujuan institusional agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Fungsi manajemen peserta didik secara
umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri
seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi
sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
Manajemen kesiswaan bertugas mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kesiswaan agar proses pembelajaran di sekolah berjalan dengan tertib, teratur,
dan lancar. Fungsi manajemen kesiswaan secara khusus adalah:
1. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individual:
kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
2.
Funngsi yang
berkenaan dengan pengembangan sosial: sosialisasi dengan sebaya, keluarga dan
lingkungan sosial (sekolah dan masyarakat)
3.
Fungsi yang
berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan: tersalur hobi, kesenangan dan
minatnya.
4.
Fungsi yang
berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan, agar siswa sejahtera
dalam hidupnya.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut
terdapat sejumlah prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip menurut
Depdikbud adalah sebagai berikut:
1. Siswa harus diperlakukan sebagai subyek
dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap
perencanaan dan pengembilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.
2. Kondisi siswa sangat beragam ditinjau
dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan
seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam sehingga
setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.
3. Siswa hanya akan termotivasi belajar,
bila mereka menyenangi apa yang diajarkan.
4. Pengembangan potensi siswa tidak hanya
menyangkut ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik.
C.
Tanggung
Jawab Kepala sekolah dalam manajemen kesiswaan
Tanggung Jawab Kepala sekolah dalam manajemen
kesiswaan secara garis besar yang berhubungan dengan manajemen kesiswaan adalah
memberikan layanan kepada siswa dengan
cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mereka perlukan sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien. Adapun kegiatan
yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam manajemen kesiswaan dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu kegiatan penerimaan siswa, pembinaan
siswa dan pemantapan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa melalui program
di sekolah.
Penerimaan siswa merupakan proses pendataan dan
pelayanan kepada siswa yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan oleh sekolah tersebut. Kegiatan ini mewarnai
kesibukan sekolah menjelang tahun ajaran baru, dimana kepala sekolah perlu
membentuk semacam kepanitiaan yang dijadikan sebagai penerima siswa baru. Dalam
hal ini kepala sekolah dapat berpedoman pada pedoman penerimaan siswa baru yang
dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Kegiatan selanjutnya
setelah penerimaan siswa baru adalah pendataan siswa.
Data ini sangat diperlukan untuk melaksanakan program
bimbingan dan penyuluhan jika siswa menemui kesulitan dalam belajar, memberi
pertimbangan terhadap prestasi belajar siswa, memberikan saran kepada orang tua
tentang prestasi belajar siswa, pindah sekolah dan lain sebagainya. Selain hal
tersebut di atas ada beberapa kegiatan yang lain yang harus dilakukan ketika
penerimaan siswa baru yaitu meliputi; penetapan daya tampung sekolah, penetapan
syarat-syarat bagi calon siswa untuk dapat diterima di sekolah yang
bersangkutan dan pembentukan panitia penerimaan siswa baru.
Kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan oleh kepala
sekolah dalam kaitannya dengan manajemen kesiswaan ialah pembinaan siswa.
Pembinaan siswa adalah pembinaan layanan kepada siswa baik didalam maupun di
luar jam pelajarannya di kelas. Dalam pembinaan siswa dilaksanakan dengan
menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajar mereka.
Dalam hal ini langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah adalah
memberikan orientasi kepada siswa baru, mengatur dan mencatat kehadiran siswa,
mencatat prestasi dan kegiatan yang diraih daan dilakukan oleh siswa dan
mengatur disiplin siswa selaku peserta didik di sekolah.
Di samping itu seorang kepala sekolah juga dituntut
untuk melakukan pemantapan program siswa. Hal ini berkaitan dengan selesainya
belajar siwa. Apabila siswa telah selesai dan telah menamatkan studinya, lulus
semua mata pelajaran dengan memuaskan, maka siswa berhak mendapatkan surat
tanda tamat belajar dari kepala sekolah. Untuk mencapai dan melaksanakan
tugas-tugas tersebut, seorang kepala sekolah selaku pengelola sekolah harus
melakukan hal-hal berikut ini yaitu meliputi pengelolaan perencanaan kesiswaan,
mengadakan pembinaan dan pengembangan kegiatan siswa serta mengevaluasi
kegiatan ekstra kurikuler.
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sehubungan
dengan perencanaan kesiswaan meliputi sensus sekolah, yaitu berupa pendataan
anak-anak usia sekolah yang diperkirakan akan masuk sekolah. Hal ini akan
mempengaruhi penetapan persyaratan penerimaan siswa baru, disamping sensus
sekolah juga penting dilaksanakan untuk menentukan daya tampung sekolah. Selain
sensus sekolah, kepala sekolah juga harus menentukan jumlah siswa yang akan
diterima, penerimaan siswa, pengelompokan, kenaikan kelas, mutasi siswa,
kemajuan belajar siswa, pencatatan siswa dan registrasi serta pelaporan hasil
belajar.
Pada bidang pembinaan dan pengembangan kesiswaan tugas
seorang kepala sekolah ialah menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan
tugas-tugas belajarnya. Pembinaan kesiswaan merupakan pemberian layanan kepada
siswa baik di dalam maupun di luar jam belajar mereka.
Dalam melakukan pembinaan dan pengembangan siswa,
kepala sekolah harus senantiasa memperhatikan hak dan kewajiban siswa, seperti;
mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan mereka, hak untuk
memperoleh penddikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya, hak untuk
mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan
berkelanjutan, baik untuk mengembangkan kemampuan diri maupun untuk memperoleh
pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang telah dibakukan dan sebagainya.
Selain hak-hak tersebut, siswa juga memiliki kewajiban untuk ikut menanggung
biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali siswa yang dibebaskan dari kewajiban
tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku, menghormati tenaga pendidikan dan
siswa juga berkewajiban untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Adapun hal-hal
yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan kesiswaan meliputi pemberian
orientasi kepada mahasiswa baru, pengaturan dan pencatatan kehadiran siswa.
Kegiatan ini merupakan kegiatan dan tugas yang sangat esensial dalam
pengelolaan kesiswaan, karena kehadiran siswa merupakan syarat untuk memperoleh
ilmu pengetahuan daan mendapatkan pengalaman belajar. Ada beberapa alat yang
digunakan untuk mencatat kehadiran siswa seperti, papan absensi harian siswa
per kelas dan per sekolah, buku absensi harian siswa dan rekapitulasi absensi
siswa.
Hal lain yang juga dapat dilakukan untuk pembinaan
kesiswaan ialah mencatat prestasi dan kegiatan siswa berupa daftar siswa di
kelas, grafik prestasi belajar dan daftar kegiatan siswa. Di samping itu juga
dapat dilakukan pengaturan disiplin siswa di sekolah, karena disiplin merupakan
suatu keadaan dimana sikap, penampilan dan tingkah laku siswa sesuai dengan
tatanan nilai, norma dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolahdaan di
kelas dimana mereka berada. Dalam kerangka peningkatan disiplin, siswa dapat
mengupayakan dan berusaha untuk melakukan hal-hal berikut seperti; hadir di
sekolah 10 menit sebelum pelajaran dimulai, mengikuti semua kegiatan belajar
mengajar dengan aktif, mengerjakan tugas dengan baik, mengikuti kegiatan ekstra
kurikuler yang dipilihnya, memiliki kelengkapan belajar, mematuhi tata tertib
sekolah, tidak meninggalkan sekolah tanpa izin dan lain-lain yang dapat
meningkatkan disiplin siswa.
Disamping itu, dapat juga dilakukan hal-hal lain dalam
rangka pembinaan kesiswaan seperti pengaturan tata tertib sekolah karena tata
tertib merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk
melatih siswa agar dapat mempraktikkan disiplin; pemberian promosi dan mutasi
seperti dengan adanya kenaikan kelas yang merupakan perpindahan dari satu kelas
ke kelas lainnya yang lebih tinggi setelah melalui persyaratan tertentu yang
telah dibuat dan norma tertentu juga yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Sementara mutasi merupakan perpindahan siswa dari satu sekolah ke sekolah
lainnya karena alasan tertentu. Mutasi harus dilakukan dengan prosedur tertentu
dan mekanisme tertentu pula serta harus dicatat pada dua sekolah, sekolah asal
dan sekolah yang dituju. Kegiatan selanjutnya yang juga dapat dilakukan dalam
rangka pembinaan kesiswaan adalah pengelompokan siswa.
D. Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan
Secara umum, sedikitnya memiliki tiga
tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan murid baru, kegiatan
kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin. Ruang
lingkup mengenai manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan kesiswaan
Dalam
perencanaan peserta didik mencakup sensus sekolah dan penentuan jumlah peserta
didik yang diterima. Pendataan calon peserta didik merupakan salah satu
komponen penting dalam perencanaan pendidikan. Dengan data yang diperoleh dari
sensus sekolah akan dapat ditetapkan:
a. jumlah dan lokasi sekolah,
b. batas daerah penerimaan siswa suatu
sekolah.
c. jumlah fasilitas transportasi,
d. layanan program pendidikanm
e. fasilitas pendidikan bagi anak-anak
cacat,
f. laju pertumbuhan pendidikan khususnya
anak-anak usia sekolah disekitar sekolah.
2.
Penerimaan,
Penyeleksian dan Orientasi siswa baru
Penerimaan
peserta didik perlu dikelola sedemikian rupa mulai dari perencanaan penentuan
daya tampung sekolah islam atau jumlah siswa baru yang akan diterima, dengan
mengurangi daya tampung dengan jumlah anak yang tinggal dikelas atau mengulang.
Kegiatan tersebut biasanya dikelola oleh panitia penerimaan siswa baru
atau PSB.
Langkah-langkah
penerimaan siswa baru adalah sebagai berikut:
a.
membentuk
panitia penerimaan murid,
b.
merencanakan
jumlah peserta didik yang akan diterima
c.
menentukan
syarat pendaftaran calon,
d.
menyediakan
formulir pendaftaran,
e.
pengumuman
pendaftaran calon,
f.
menyediakan
buku pendaftaran,
g.
waktu
pendaftaran,
h.
penentuan
calon yang diterima.
i.
menyusun
progam kegiatan kesiswaan
Setelah
peserta didik diterima, maka dilakukan penyeleksian peserta didik, yaitu
kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya
calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah)
tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Adapun
cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
-
Melalui
tes atau ujian
-
Melalui
penelusuran bakat kemampuan
-
Berdasarkan
nilai STTB atau nilai UAN
Setelah peserta didik di seleksi,
maka yang dilakukan selanjutnya adalah pengorientasian dimana orientasi, yaitu
kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga
pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Tujuan
diadakannya orientasi bagi peserta didik antara lain:
-
Agar
peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di
sekolah
-
Agar
pesera didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan sekolah.
-
Agar
peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental
dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di
sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
3.
Pengelompokan
siswa
Pengelompokan
siswa dimaksudkan agar dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar
di sekolah islam dapat berjalan lancar, tertib dan dapat mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan. Pengelompokan Peserta Didik (Pembagian Kelas), yaitu
sebelum peserta didik diterima pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah)
mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan
dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Pengelompokan peserta didik yang
dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan kepada sistem
kelas. Ada beberapa jenis pengelompokan siswa diantaranya:
a. Pengelompokan dalam kelas-kelas.
b. Pengelompokan berdasarkan bidang studi
c. Pengelompokan berdasarkan spesialisasi
d. Pengelompokan dalam sistem kredit
e. Pengelompokan berdasarkan kemampuan
f. Pengelompokan berdasarkan minat.
4.
Pembinaan
disiplin siswa
Disiplin
adalah suatu kegiatan dimana sikap, penampilan dan tingkah laku peserta didik
sesuai dengan tatanan nilai, norma dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di
sekolah dan kelas dimana mereka berada. Dalam peningkatan kedisiplinan biasanya
terdapat tata tertib suatu sekolah yang harus dipetuhi oleh seorang siswa
misalnya: hadir 10 menit sebelum pelajaran dimulai, mengikuti seluruh kegiatan
pembelajaran dengan baik, dan mengerjakan semua tugas yang diberikan. Kewajiban
menaati tata tertib yang ada merupakan hal yang penting karena merupakan bagian
dari sistem persekolahan yang dilaksanakan dan juga sebagai sebuah kelengkapan
sekolah islam dalam menjalankan proses pembelajaran.
5.
Kegiatan
ekstra kurikuler
Yang
dimaksud dengan kegiatan tersebut adalah kegiatan yang dilaksanakan di sekolah
islam namun dilaksanakan diluar jam sekolah secara resmi. Artinya diluar jadwal
pelajaran yang tercantum. Tujuan dari adanya kegiatan ini adalah memperkaya dan
memperluas wawasan siswa dan juga membantu menanamkan nilai-nilai pada diri
siswa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan ekstra
kurikuler adalah:
1. Peningkatan aspek pengetahuan sikap dan
ketrampilan.
2. Dorongan untuk menyalurkan bakat dan
minat siswa
3. Penetapan waktu dan obyek kegiatan yang
disesuaikan dengan kondisi lingkungan.
4. Jenis-jenis kegiatan ekstra yang
disediakan seperti pramuka, PMR, kesenian, olahraga dan sebagainya.
Sedangkan kegiatan Ko Kurikuler
dilaksanakan dalam berbagai bentuk, misalnya mempelajari buku-buku pelajaran
tertentu, mengerjakan PR, atau mengadakan kegiatan lain diluar sekolah islam.
Pada intinya kedua kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan pribadi siswa.
6. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen
Peserta Didik
a. Layanan Bimbingan dan Konseling
Menurut
Hendyat Soetopo, bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa
dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang
dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan
mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan
situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
b. Layanan Perpustakaan
Perpustakaan
merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik, dengan
maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani
informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi layanan rekreatif melalui
koleksi bahan pustaka.
c. Layanan Kantin/Kafetaria
Kantin/
warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan yang dibeli
peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Para guru
diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan
pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Peran lain kantin
sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan
keluar lingkungan sekolah.
d. Layanan Kesehatan
Layanan
kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
dijalankan sekolah.
e. Layanan Transportasi Sekolah
Sarana
angkutan (transportasi) bagi para peserta didik merupakan salah satu penunjang
untuk kelancaran proses belajar mengajar. Transportasi diperlukan terutama bagi
para peserta didik ditingkat prasekolah dan pendidikan dasar.
f. Layanan Asrama
Bagi
para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi,
terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan diperlukan asrama.
Selain manfaat untuk peserta didik, asrama mempunyai manfaat bagi para pendidik
dan petugas asrama tersebut.
7. Organisasi Siswa Intra Sekolah
OSIS
adalah satu-satunya organisasi yang bersifat intra sekolah yang harus ada di
sekolah. OSIS berfungsi sebagai wadah untuk:
1. pembinaan pemuda dan budaya
2. pembinaan stabilitas dan ketahanan
nasional
3. pembentukan watak dan kepribadian dalam
integrasi sekolah.
4. pencegahan pembinaan siswa yang kurang
dapat dipertanggung jawabkan.
5. pembinaan aktifitas intra sekolah yang
berorientasi pada kegiatan yang bersifat edukatif.
6. pemberian kesempata seluas-luasnya bagi
pengembangan potensi siswa.
Kegiatan ini dibina oleh kepala sekolah dan dibantu
oleh guru yang mempunyai kompetensi dalam keorganisasian.
8. Evaluasi kegiatan siswa
Dalam evaluasi
kegiatan siswa terdapat berbagai langkah yang perlu diperhatikan:
-
Penentuan
standar, yang dimaksud standar adalah patokan mengenai suatu keerhasilan atau
kegagalan dalam suatu kegiatan.
-
Mengadakan
pengukuran. Pengukuran dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan.
-
Membandingkan
hasil pengukuran dengan standar yang telah ditentukan.
-
Mengadakan
perbaikan maka dari itu perlu untuk mengetahui standar agar dapat
digunakan sebagai umpan balik sebagai perbaikan dalam pelaksanaan suatu
kegiatan, supaya pelaksanaan kegiatan memenuhi target yang telah ditetapkan.
9. Perpindahan siswa
Perpindahan
siswa mempunyai dua pengertian, yakni perpindahan siswa dari suatu sekolah satu
ke sekolah lain yang sejenis dan perpindahan siswa dari suatu jenis program ke
jenis program lain. Perpindahan siswa dari suatu sekolah ke sekolah lain
yang sejenis pada dasarnya dikarenakan perpindahan wilayah atau tempat.
Perpindahan siswa dari suatu jenis program ke jenis program lain lebih
dikarenakan kurang cocoknya siswa masuk dalam program tersebut. Maka dari itu
untuk mengantisipasi hal tersebut, pada saat penjurusan harus menentukan
jurusan setepat-tepatnya bagi siswa dengan melihat kecenderungan dan
karakeristik siswa bahkan dengan data yang lengkap yang dimiliki oleh pihak
sekolah.
10. Kenaikan kelas dan penjurusan
Pencatatan
dan Pelaporan, yaitu tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak
lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik. Kenaikan
Kelas dan Penjurusan dapat diatur dalam peraturan sekolah yang didasarkan pada
kebijakan yang ada pada sekolah. Dalam pelaksanaan kenaikan kelas dan
penjurusan seringkali muncul berbagai masalah yang memerlukan penyelesaian
secara bijak. Masalah ini dapat diperkecil jika data-data tentang hasil
evaluasi siswa obyektif dan mendayagunakan fungsi. Juga para guru harus
berhati-hati dalam memberikan nilai hasil evaluasi belajar kepada siswa.
11. Kelulusan dan alumni.
Kelulusan
adalah pernyataan dari sekolah sebagai suatu lembaga tentang telah diselesaikannya
program pendidikan yang harus diikuti oleh siswa. Kelulusan ini ditandai dengan
adanya Ijazah atau STTB. Prosesnya biasanya ditandai dengan pelepasan siswa
dalam suatu upacara.
Sedangkan
hubungan dengan alumni, para sekolah tetap menjaga hubungan dengan para
alumninya. Demikian juga para alumni juga biasanya bangga dengan sekolah dimana
ia bersekolah dan menempuh pendidikan dahulu.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Manajeman peserta didik termasuk salah
satu bagian dari manajemen sekolah secara keseluruhan. Diantara manajemen –
manajemen tewrsebut, manajemen peserta didik menduduki tempat yang sangat
penting , karena sentral layanan pendidikan di sekolah ada pada peserta didik.
Manajeman pesereta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap
pesereta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan
mereka lulus sekolah.
Tujuan Manajemen Peserta Didik adalah
mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut
menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut,
proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib
dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah
dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Sedangkan fungsinya adalah sebagai
wahana bagi peserta didik untuk mengembangakan diri seoptimal mungkin, baik
yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi,
kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
Kegiatan manajemen peserta didik
merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan kegiatan
pendidikan disekolah. Program–program kegiatan manajemen kepeserta didikan yang
diselenggarakan harus didasarkan kepada kepentingan dan perkembangan dan
peneingkatan kemampuan peserta didik dalam bidang kognitif, afektif dan
psikomotor dan sesuai dengan keinginan, bakat dan minat peserta didik.
Pengadaan program kegiatan manajemen kepeserta didikan diharapkan dapat
menghasilkan keluaran yang bermutu.
DAFTAR
PUSTAKA