Laman

Minggu, 08 Mei 2016

MANAJEMEN KESISWAAN

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
“MANAJEMEN KESISWAAN”
Description: Description: D:\kuliah\tugas\logo-univet-31.gif
 








Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah Dosen Pengampu Kenang Tri H, M.Pd
Disususn Oleh:
 Fera Widiastuti                   1352000309


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul ”Manajemen Kesiswaan” pada mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt  atas petunjuk dan risalahNya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu kami memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini.
Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


Sukoharjo,  April 2016


                                                                                               




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL                                                                                                  i
KATA PENGANTAR                                                                                    ii
DAFTAR ISI                                                                                                  iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang                                                                                                1
Rumusan Masalah                                                                                           2
Tujuan                                                                                                             2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Manajemen Kesiswaan                                                                 3
Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Kesiswaan                                        3
Tanggung Jawab Kepala sekolah dalam manajemen kesiswaan                     4
Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan                                                         8
BAB III
PENUTUP
Simpulan                                                                                                         16
DAFTAR PUSTAKA                                                                                    17









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kepala sekolah memegang peranan penting dalam mengelola sekolah. Ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap berlangsungnya proses pembelajaran di suatu sekolah. Seseorang kepala sekolah dituntut untuk mampu memberikan ide-ide cemerlang, memperkarsai pemikiran yang baru dilingkungan sekolah dengan melakukan perubahan maupun penyesuaian tujuan, sasaran dari suatu program pembelajaran. Sebagai pemimpin seorang kepala sekolah dituntut untuk dapat menjadi seorang innovator. Oleh karena itulah kualitas kepemimpinan kepala sekolah sangat signifikan sebagai kunci keberhasilan bagi proses pembelajaran yang berlangsung si suatu sekolah.
Diantara unsure sumber daya manusia yang harus diberdayakan oleh seorang kepala sekolah adalah kelompok siswa. Untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah, kepala sekolah dituntut untuk mau dan mampu melakukan upaya pengembangan pengelolaan sekolah seperti dengan melakukan manajemen kesiswaan. Agar manajeman kesiswaaan berhasil dengan baik seseorang kepala sekolah harus menyusun serangkaian kegiatan yang berhubungtan dengan manajemen kesiswaan.
Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan akan sangat tergantung kepada manajemen komponen- komponen pendukung pelaksana, dan sarana prasarana. Oleh karena itu keberadaan siswa sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan disekolah , siswa merupakan subyek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan. Artinya bahwa dibutuhkan manajemen kesiswaan yang bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu sendiri. Sehingga peserta didik atau siswa dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social dan kejiwaan.
Kebutuhan siswa dalam mengembangkan dirinya tentu saja beragam dalam hal pemprioritasan, seperti disatu sisi para siswa ingin sukses dalam hal prestasi akademiknya, disisi lain juga ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan teman sebayanya. Dan ada juga siswa yang ingin sukses dalam segala hal. Pilihan – pilahan yang tepat atas keberagaman keingginan tersebut tidak jarang menimbulkan masalah bagi siswa. Oleh karena itu diperlukan layanan bagi siswa atau peserta didik yang dikelola dengan baik. Manajemen kesiswaan berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang baik tersebut, mulai dari siswa tersebut mendaftarkan diri ke sekolah sampai siswa tersebut menyelesaikan studi disekolah tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian Manajemen Kesiswaan ?
2.      Apa Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Kesiswaan?
3.      Bagaimana Tanggung jawab Kepala Sekolah dalam Manajemen Kesiswaan?
4.      Apa sajakah yang mencakup dari Ruang lingkup manajemen kesiswaan?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian Manajemen Kesiswaan
2.      Untuk mengetahui apa tujuan, fungsi dan prinsip Manajemen Kesiswaan.
3.      Untuk mengetahui bagaimana Tanggung jawab Kepala Sekolah dalam Manajemen Kesiswaan
4.      Untuk mengetahui Ruang lingkup manajemen kesiswaan.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manjemen kesiswaan memiliki pengertian suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan, penerimaan siswa, pembinaan yang dilakukan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menyelesaikan pendidikannya di sekolah melalui penciptaan suasana pembelajaran yang kondusif dan konstruktif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar atau pembelajaran yang efektif. Dengan kata lain manajemen kesiswaan merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerjasama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah.

B.     Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Kesiswaan
Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah) yang dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan serta mampu menata proses kesiswaan mulai dari perekrutan, pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan institusional agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya. Manajemen kesiswaan bertugas mengatur berbagai kegiatan dalam bidang  kesiswaan agar proses pembelajaran di sekolah berjalan dengan tertib, teratur, dan lancar. Fungsi manajemen kesiswaan secara khusus adalah:
1.      Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individual: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
2.      Funngsi yang berkenaan dengan pengembangan sosial: sosialisasi dengan sebaya, keluarga dan lingkungan sosial (sekolah dan masyarakat)
3.      Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan: tersalur hobi, kesenangan dan minatnya.
4.      Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan, agar siswa sejahtera dalam hidupnya.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut terdapat sejumlah prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip menurut Depdikbud adalah sebagai berikut:
1.      Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengembilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.
2.      Kondisi siswa sangat beragam ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.
3.      Siswa hanya akan termotivasi belajar, bila mereka menyenangi apa yang diajarkan.
4.      Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik.
C.     Tanggung Jawab Kepala sekolah dalam manajemen kesiswaan
 Tanggung Jawab Kepala sekolah dalam manajemen kesiswaan secara garis besar yang berhubungan dengan manajemen kesiswaan adalah memberikan layanan kepada siswa  dengan cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mereka perlukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien. Adapun kegiatan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam manajemen kesiswaan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu kegiatan penerimaan siswa, pembinaan siswa dan pemantapan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa melalui program di sekolah.
Penerimaan siswa merupakan proses pendataan dan pelayanan kepada siswa yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh sekolah tersebut. Kegiatan ini mewarnai kesibukan sekolah menjelang tahun ajaran baru, dimana kepala sekolah perlu membentuk semacam kepanitiaan yang dijadikan sebagai penerima siswa baru. Dalam hal ini kepala sekolah dapat berpedoman pada pedoman penerimaan siswa baru yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Kegiatan selanjutnya setelah penerimaan siswa baru adalah pendataan siswa.
Data ini sangat diperlukan untuk melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan jika siswa menemui kesulitan dalam belajar, memberi pertimbangan terhadap prestasi belajar siswa, memberikan saran kepada orang tua tentang prestasi belajar siswa, pindah sekolah dan lain sebagainya. Selain hal tersebut di atas ada beberapa kegiatan yang lain yang harus dilakukan ketika penerimaan siswa baru yaitu meliputi; penetapan daya tampung sekolah, penetapan syarat-syarat bagi calon siswa untuk dapat diterima di sekolah yang bersangkutan dan pembentukan panitia penerimaan siswa baru.
Kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam kaitannya dengan manajemen kesiswaan ialah pembinaan siswa. Pembinaan siswa adalah pembinaan layanan kepada siswa baik didalam maupun di luar jam pelajarannya di kelas. Dalam pembinaan siswa dilaksanakan dengan menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajar mereka. Dalam hal ini langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah adalah memberikan orientasi kepada siswa baru, mengatur dan mencatat kehadiran siswa, mencatat prestasi dan kegiatan yang diraih daan dilakukan oleh siswa dan mengatur disiplin siswa selaku peserta didik di sekolah.
Di samping itu seorang kepala sekolah juga dituntut untuk melakukan pemantapan program siswa. Hal ini berkaitan dengan selesainya belajar siwa. Apabila siswa telah selesai dan telah menamatkan studinya, lulus semua mata pelajaran dengan memuaskan, maka siswa berhak mendapatkan surat tanda tamat belajar dari kepala sekolah. Untuk mencapai dan melaksanakan tugas-tugas tersebut, seorang kepala sekolah selaku pengelola sekolah harus melakukan hal-hal berikut ini yaitu meliputi pengelolaan perencanaan kesiswaan, mengadakan pembinaan dan pengembangan kegiatan siswa serta mengevaluasi kegiatan ekstra kurikuler.
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sehubungan dengan perencanaan kesiswaan meliputi sensus sekolah, yaitu berupa pendataan anak-anak usia sekolah yang diperkirakan akan masuk sekolah. Hal ini akan mempengaruhi penetapan persyaratan penerimaan siswa baru, disamping sensus sekolah juga penting dilaksanakan untuk menentukan daya tampung sekolah. Selain sensus sekolah, kepala sekolah juga harus menentukan jumlah siswa yang akan diterima, penerimaan siswa, pengelompokan, kenaikan kelas, mutasi siswa, kemajuan belajar siswa, pencatatan siswa dan registrasi serta pelaporan hasil belajar.
Pada bidang pembinaan dan pengembangan kesiswaan tugas seorang kepala sekolah ialah menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajarnya. Pembinaan kesiswaan merupakan pemberian layanan kepada siswa baik di dalam maupun di luar jam belajar mereka.
Dalam melakukan pembinaan dan pengembangan siswa, kepala sekolah harus senantiasa memperhatikan hak dan kewajiban siswa, seperti; mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan mereka, hak untuk memperoleh penddikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya, hak untuk mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan berkelanjutan, baik untuk mengembangkan kemampuan diri maupun untuk memperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang telah dibakukan dan sebagainya. Selain hak-hak tersebut, siswa juga memiliki kewajiban untuk ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali siswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku, menghormati tenaga pendidikan dan siswa juga berkewajiban untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan kesiswaan meliputi pemberian orientasi kepada mahasiswa baru, pengaturan dan pencatatan kehadiran siswa. Kegiatan ini merupakan kegiatan dan tugas yang sangat esensial dalam pengelolaan kesiswaan, karena kehadiran siswa merupakan syarat untuk memperoleh ilmu pengetahuan daan mendapatkan pengalaman belajar. Ada beberapa alat yang digunakan untuk mencatat kehadiran siswa seperti, papan absensi harian siswa per kelas dan per sekolah, buku absensi harian siswa dan rekapitulasi absensi siswa.
Hal lain yang juga dapat dilakukan untuk pembinaan kesiswaan ialah mencatat prestasi dan kegiatan siswa berupa daftar siswa di kelas, grafik prestasi belajar dan daftar kegiatan siswa. Di samping itu juga dapat dilakukan pengaturan disiplin siswa di sekolah, karena disiplin merupakan suatu keadaan dimana sikap, penampilan dan tingkah laku siswa sesuai dengan tatanan nilai, norma dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolahdaan di kelas dimana mereka berada. Dalam kerangka peningkatan disiplin, siswa dapat mengupayakan dan berusaha untuk melakukan hal-hal berikut seperti; hadir di sekolah 10 menit sebelum pelajaran dimulai, mengikuti semua kegiatan belajar mengajar dengan aktif, mengerjakan tugas dengan baik, mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang dipilihnya, memiliki kelengkapan belajar, mematuhi tata tertib sekolah, tidak meninggalkan sekolah tanpa izin dan lain-lain yang dapat meningkatkan disiplin siswa.
Disamping itu, dapat juga dilakukan hal-hal lain dalam rangka pembinaan kesiswaan seperti pengaturan tata tertib sekolah karena tata tertib merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk melatih siswa agar dapat mempraktikkan disiplin; pemberian promosi dan mutasi seperti dengan adanya kenaikan kelas yang merupakan perpindahan dari satu kelas ke kelas lainnya yang lebih tinggi setelah melalui persyaratan tertentu yang telah dibuat dan norma tertentu juga yang telah ditetapkan oleh sekolah. Sementara mutasi merupakan perpindahan siswa dari satu sekolah ke sekolah lainnya karena alasan tertentu. Mutasi harus dilakukan dengan prosedur tertentu dan mekanisme tertentu pula serta harus dicatat pada dua sekolah, sekolah asal dan sekolah yang dituju. Kegiatan selanjutnya yang juga dapat dilakukan dalam rangka pembinaan kesiswaan adalah pengelompokan siswa.
D.    Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan
Secara umum, sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin. Ruang lingkup mengenai manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut:
1.      Perencanaan kesiswaan
Dalam perencanaan peserta didik mencakup sensus sekolah dan penentuan jumlah peserta didik yang diterima. Pendataan calon peserta didik merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan pendidikan. Dengan data yang diperoleh dari sensus sekolah akan dapat ditetapkan:

a.       jumlah dan lokasi sekolah,
b.      batas daerah penerimaan siswa suatu sekolah.
c.       jumlah fasilitas transportasi,
d.      layanan program pendidikanm
e.       fasilitas pendidikan bagi anak-anak cacat,
f.       laju pertumbuhan pendidikan khususnya anak-anak usia sekolah disekitar sekolah.
2.      Penerimaan, Penyeleksian dan Orientasi siswa baru
Penerimaan peserta didik perlu dikelola sedemikian rupa mulai dari perencanaan penentuan daya tampung sekolah islam atau jumlah siswa baru yang akan diterima, dengan mengurangi daya tampung dengan jumlah anak yang tinggal dikelas atau mengulang. Kegiatan tersebut biasanya dikelola oleh panitia penerimaan siswa  baru atau PSB.
 Langkah-langkah penerimaan siswa baru adalah sebagai  berikut:
a.          membentuk panitia penerimaan murid,
b.         merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima
c.          menentukan syarat pendaftaran calon,
d.         menyediakan formulir pendaftaran,
e.          pengumuman pendaftaran calon,
f.          menyediakan buku pendaftaran,
g.         waktu pendaftaran,
h.         penentuan calon yang diterima.
i.           menyusun progam kegiatan kesiswaan
Setelah peserta didik diterima, maka dilakukan penyeleksian peserta didik, yaitu kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
-          Melalui tes atau ujian
-          Melalui penelusuran bakat kemampuan
-          Berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN
Setelah peserta didik di seleksi, maka yang dilakukan selanjutnya adalah pengorientasian dimana orientasi, yaitu kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik antara lain:
-          Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah
-          Agar pesera didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan sekolah.
-          Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
3.      Pengelompokan siswa
Pengelompokan  siswa dimaksudkan agar dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah islam dapat berjalan lancar, tertib dan dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pengelompokan Peserta Didik (Pembagian Kelas), yaitu sebelum peserta didik diterima pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Pengelompokan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan kepada sistem kelas. Ada beberapa jenis pengelompokan siswa diantaranya:
a.       Pengelompokan dalam kelas-kelas.
b.      Pengelompokan berdasarkan bidang studi
c.       Pengelompokan berdasarkan spesialisasi
d.      Pengelompokan dalam sistem kredit
e.       Pengelompokan berdasarkan kemampuan
f.       Pengelompokan berdasarkan minat.
4.      Pembinaan disiplin siswa
Disiplin adalah suatu kegiatan dimana sikap, penampilan dan tingkah laku peserta didik sesuai dengan tatanan nilai, norma dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah dan kelas dimana mereka berada. Dalam peningkatan kedisiplinan biasanya terdapat tata tertib suatu sekolah yang harus dipetuhi oleh seorang siswa misalnya: hadir 10 menit sebelum pelajaran dimulai, mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran dengan baik, dan mengerjakan semua tugas yang diberikan. Kewajiban menaati tata tertib yang ada merupakan hal yang penting karena merupakan bagian dari sistem persekolahan yang dilaksanakan dan juga sebagai sebuah kelengkapan sekolah islam dalam menjalankan proses pembelajaran.
5.      Kegiatan ekstra kurikuler
Yang dimaksud dengan kegiatan tersebut adalah kegiatan yang dilaksanakan di sekolah islam namun dilaksanakan diluar jam sekolah secara resmi. Artinya diluar jadwal pelajaran yang tercantum. Tujuan dari adanya kegiatan ini adalah memperkaya dan memperluas wawasan siswa dan juga membantu menanamkan nilai-nilai pada diri siswa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan ekstra kurikuler  adalah:
1.      Peningkatan aspek pengetahuan sikap dan ketrampilan.
2.      Dorongan untuk menyalurkan bakat dan minat siswa
3.      Penetapan waktu dan obyek kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan.
4.      Jenis-jenis kegiatan ekstra yang disediakan seperti pramuka, PMR, kesenian, olahraga dan sebagainya.
Sedangkan kegiatan Ko Kurikuler dilaksanakan dalam berbagai bentuk, misalnya mempelajari buku-buku pelajaran tertentu, mengerjakan PR, atau mengadakan kegiatan lain diluar sekolah islam. Pada intinya kedua kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan pribadi siswa.
6.      Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik
a.       Layanan Bimbingan dan Konseling
Menurut Hendyat Soetopo, bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
b.      Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.
c.       Layanan Kantin/Kafetaria
Kantin/ warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan sekolah.
d.      Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan sekolah.
e.       Layanan Transportasi Sekolah
Sarana angkutan (transportasi) bagi para peserta didik merupakan salah satu penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar. Transportasi diperlukan terutama bagi para peserta didik ditingkat prasekolah dan pendidikan dasar.
f.       Layanan Asrama
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan diperlukan asrama. Selain manfaat untuk peserta didik, asrama mempunyai manfaat bagi para pendidik dan petugas asrama tersebut.
7.      Organisasi Siswa Intra Sekolah
OSIS adalah satu-satunya organisasi yang bersifat intra sekolah yang harus ada di sekolah. OSIS berfungsi sebagai wadah untuk:
1.      pembinaan pemuda dan budaya
2.      pembinaan stabilitas dan ketahanan nasional
3.      pembentukan watak dan kepribadian dalam integrasi sekolah.
4.      pencegahan pembinaan siswa yang kurang dapat dipertanggung jawabkan.
5.      pembinaan aktifitas intra sekolah yang berorientasi pada kegiatan yang bersifat edukatif.
6.      pemberian kesempata seluas-luasnya bagi pengembangan potensi siswa.
Kegiatan ini dibina oleh kepala sekolah dan dibantu oleh guru yang mempunyai kompetensi dalam keorganisasian.


8.      Evaluasi kegiatan siswa
Dalam evaluasi kegiatan siswa terdapat berbagai langkah yang perlu diperhatikan:
-                Penentuan standar, yang dimaksud standar adalah patokan mengenai suatu keerhasilan atau kegagalan dalam suatu kegiatan.
-                Mengadakan pengukuran. Pengukuran dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan.
-                Membandingkan hasil pengukuran dengan standar yang telah ditentukan.
-                Mengadakan perbaikan maka dari itu perlu  untuk mengetahui standar agar dapat digunakan sebagai umpan balik sebagai perbaikan dalam pelaksanaan suatu kegiatan, supaya pelaksanaan kegiatan memenuhi target yang telah ditetapkan.
9.      Perpindahan siswa
Perpindahan siswa mempunyai dua pengertian, yakni perpindahan siswa dari suatu sekolah satu ke sekolah lain yang sejenis dan perpindahan siswa dari suatu jenis program ke jenis program lain. Perpindahan  siswa dari suatu sekolah ke sekolah lain yang sejenis pada dasarnya dikarenakan perpindahan wilayah atau tempat. Perpindahan  siswa dari suatu jenis program ke jenis program lain lebih dikarenakan kurang cocoknya siswa masuk dalam program tersebut. Maka dari itu untuk mengantisipasi hal tersebut, pada saat penjurusan harus menentukan jurusan setepat-tepatnya bagi siswa dengan melihat kecenderungan dan karakeristik siswa bahkan dengan data yang lengkap yang dimiliki oleh pihak sekolah.
10.  Kenaikan kelas dan penjurusan
Pencatatan dan Pelaporan, yaitu tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik. Kenaikan Kelas dan Penjurusan dapat diatur dalam peraturan sekolah yang didasarkan pada kebijakan yang ada pada sekolah. Dalam pelaksanaan kenaikan kelas dan penjurusan seringkali muncul berbagai masalah yang memerlukan penyelesaian secara bijak. Masalah ini dapat diperkecil jika data-data tentang hasil evaluasi siswa obyektif dan mendayagunakan fungsi. Juga para guru harus berhati-hati dalam memberikan nilai hasil evaluasi belajar kepada siswa.
11.  Kelulusan dan alumni.
Kelulusan adalah pernyataan dari sekolah sebagai suatu lembaga tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh siswa. Kelulusan ini ditandai dengan adanya Ijazah atau STTB. Prosesnya biasanya ditandai dengan pelepasan siswa dalam suatu upacara.
Sedangkan hubungan dengan alumni, para sekolah tetap menjaga hubungan dengan para alumninya. Demikian juga para alumni juga biasanya bangga dengan sekolah dimana ia bersekolah dan menempuh pendidikan dahulu.











BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Manajeman peserta didik termasuk salah satu bagian dari manajemen sekolah secara keseluruhan. Diantara manajemen – manajemen tewrsebut, manajemen peserta didik menduduki tempat yang sangat penting , karena sentral layanan pendidikan di sekolah ada pada peserta didik. Manajeman pesereta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap pesereta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.
Tujuan Manajemen Peserta Didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Sedangkan fungsinya adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangakan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
Kegiatan manajemen peserta didik merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan disekolah. Program–program kegiatan manajemen kepeserta didikan yang diselenggarakan harus didasarkan kepada kepentingan dan perkembangan dan peneingkatan kemampuan peserta didik dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotor dan sesuai dengan keinginan, bakat dan minat peserta didik. Pengadaan program kegiatan manajemen kepeserta didikan diharapkan dapat menghasilkan keluaran yang bermutu.

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar