MAKALAH
MENULIS
KARANGAN
Dosen Pengampu :
KENANG TRI HATMO, M.HUM
Disusun
oleh :
1.
Drajad
Pamugar Martin (1352000289)
2.
Dian
Kuswanti (1352000293)
3.
Indah
Ayu Marga Utami (1352000294)
4.
Sholiah
Yulianti (1352000308)
5.
Sri
Nur Handayani (1352000311)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KELAS
1.H
UNIVERSITAS
VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami kepada Allah SWT karena atas izin dan kehendakNya makalah sederhana ini
dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan dan
pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Menulis
Karangan.
Dalam penulisan
makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya Ilmu
Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh
karena itu sudah sepantasnya kami berterima kasih kepada dosen pembimbing kami
yakni Bapak Kenang Tri Hatmo, M.Hum yang telah memberikan limpahan ilmu berguna
kepada kami.
Kami menyadari
akan kemampuan kami yang masih terbatas. Dalam makalah ini kami sudah berusaha
semaksimal mungkin. Tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di
masa yang akan datang.
Kami berharap,
makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi kami. Kami
juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.
Sukoharjo, 29 Oktober 2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
Judul…………………………………………………………………... . ...i
Kata Pengantar…………………………………………………………….ii
Daftar Isi………………………………………………………………….. iii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang………………………………………………….….
.. ..1
B.
Rumusan Masalah…………………………………………………. ..
..1
BAB II
Pembahasan………………………………………………………………. .2
BAB III
Kesimpulan………………………………………………………………. .12
Saran……………………………………………………………………….12
Daftar
Pustaka…………………………………………………………….13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sebagai
bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas
berpikir. Menurut Syafie’ie (1988:42), secara psikologis menulis
memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasaan dan kemauan yang keras. Menulis dan
berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan
berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan
hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya.
Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam
menulis.
Mengemukakan
gagasan secara tertulis tidaklah mudah. Di samping dituntut kemampuan
berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya
penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis dan motivasi yang kuat.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga
keterampilan dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan
penyajian, dan keterampilan pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling
menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu komponen dapat
mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis.
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari
kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima
jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Kerangka karangan adalah
rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan
ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis,
jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah
penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang
dituju. Pembuatan kerangka
karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak
kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
Mengingat hal ini sangatlah penting untuk dibahas, maka
penulis mengambil judul dalam makalah ini adalah ” Menulis Karangan ” yang akan dibahas dalam bab selanjutnya.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah yang dimaksud dengan mengarang atau karangan ?
2.
Apa sajakah jenis-jenis karangan itu ?
3.
Bagaimanakah langkah-langkah mengarang yang baik dan
benar ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
MENGARANG DAN KARANGAN
Mengarang
berarti menyusun atau merangkai, pada awalnya kata merangkai tidak berkaitan
dengan kegiatan menulis. Operasional atau cakupan makna kata merangkai
mula-mula terbatas pada pekerjaan yang berhubungan dengan
benda konkret seperti merangkai bunga atau merangkai benda orang lain. Sejalan
dengan kemajuan komukasi dan bahasa, lama-kelamaan timbul istilah merangkai
kata. Lalu berlanjut dengan merangkai kalimat, kemudian jadilah apa yang
disebut sebagai karangan. Orang yang merangkai atau menyusun kata, kalimat dan
alinea tidak disebut perangkai. Tetapi penyusun atau pengarang untuk
membedakannya dengan perangkai bunga. Belakangan muncul sebutan penulis karena
karangan tertulis juga disebut tulisan.
Sebenarnya
mengarang tidak hanya dan tidak harus tertulis. Seperti halnya berkomunikasi,
kegiatan mengarang juga menggunakan bahasa sebagai mediumnya dapat
berlangsung secara lisan. Seseorang yang berbicara misalnya, dalam
sebuah diskusi atau berpidato secara serta merta (improntu) otaknya terlebih
dahulu harus mengarang sebelum mulutnya berbicara.
Penulis berpendapat bahwa mengarang adalah pekerjaan merangkai
kata, kalimat, atau paragraf dalam rangka menjabarkan atau
mengulas topik dan tema tertentu untuk memperoleh hasil akhir berupa
karangan. Untuk bahan perbandingan, disini dikutipkan pendapat Widyanmartaya
dan Sudiati (1911:77). Menurut keduanya , mengarang adalah “keseluruhan
rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya
melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami”.
Jadi
karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang
suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada
prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari paragraf. Selain itu, karangan juga mempunyai arti lain yaitu bentuk
tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan
tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau
ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
B. JENIS - JENIS
KARANGAN
1. Berdasarkan Bentuknya
a. Puisi, adalah karangan yang mengutamakan keindahan bentuk dan
bunyi serta kepadatan makna.
Puisi pada umunya berbentuk monolog.
b. Drama, adalah karangan yang berupa dialog sebagai pembentuk
alurnya.
2
c. Prosa, adalah jenis karangan yang disusun secara bebas dan
terperinci.
Bentuknya merupakan percangkokan monolog dengan dialog.
Prosa terbagi dalam dua macam :
1) Fiksi,
adalah karangan yang disusun dalam bentuk alur yang menekankan aturan sistematika perceritaan. Contohya : novel dan
cerpen.
2) Nonfiksi,
adalah karangan yang menekankan aturan sistematika ilmiah, dan aturan-aturan
kelogisan. Contohnya: essay, laporan penelitian, dan biografi.
2. Berdasarkan Cara Penyajiannya
a. Karangan narasi, adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah
mengalami kejadian yang diceritakan itu.
b. Karangan deskripsi, adalah karangan yang menggambarkan suatu objek dengan
tujuan agar
pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.
c. Karangan
eksposisi, adalah karangan yang memaparkan
sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat
informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Dikemukakan data dan fakta untuk memperjelas pemaparan.
d. Karangan argumentasi, adalah karangan yang bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran
sehingga pembaca meyakini kebenaran itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta
yang meyakinkan.
e. Karangan
persuasi, adalah karangan yang bertujuan
untuk mempengaruhi pembaca. Karangan ini pun memerlukan data sebagai penunjang.
3. Berdasarkan Masalah yang
Disajikannya
a. Karangan populer, adalah karangan yang membahas peristiwa sehari-hari dengan menggunakan ragam bahasa yang biasa digunakan masyarakat pada umumnya.
b. Karangan
ilmiah, adalah
karangan yang membahas masalah-masalah yang berkain dengan disiplin ilmu tertentu. Ragam bahasa yang digunakan
bersifat teknis yang hanya dapat dipahami masyarakat tertentu.
c. Karangan ilmiah populer, adalah karangan yang membahas masalah-masalah keilmuan dengan
menggunakan ragam bahasa yang dipahami masyarakat pada
umumnya.
d. Surat merupakan karangan yang mengupas beragam persoalan dalam
berbagai kepentingan
tertentu. Pembacanya dinyatakan secara khusus.
e. Karangan sastra, adalah karangan yang berisi cerita rekaan dengan bahasa, gaya,
citra dan rasa yang indah. Cerita-cerita yang dinyatakannya lebih
bersifat individual.
C. Langkah-langkah Mengarang
Penyusunan karangan sebaiknya
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menentukan Topik, Tema, dan Tujuan Karangan
Topik berasal dari kata Yunani topoi, yang
berarti tempat. Dalam perkembangan selanjutnya,
topik diartikan sebagai ‘pokok pembicaraan’ suatu karangan.
3
Berdasarkan topik itulah, penulis
menempatkan tujuan beserta tema karangannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, topik sering dikacaukan
pemakaiannya dengan istilah tema. Menurut asal katanya, tema merupakan kata Yunani tithenai, yang
berarti menempatkan. Dari segi proses penulisan karangan,
tema dan topik memiliki rumusan yang berlainan walaupun nantinya apa yang
dirumuskan keduanya memiliki hakikat yang sama. Apabila topik bermakna pokok karangan, maka tema diartikan
sebagai suatu perumusan dari topik yang dijadikan landasan penyusunan karangan.
Berdasarkan pengertian tersebut, jelaslah bahwa topik lebih singkat dan lebih
abstrak daripada tema. Topik dirumuskan lebih dahulu dari tema.
Untuk merumuskan topik yang baik
dipergunakan ukuran berikut.
a. Menarik Perhatian Penulis
Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan
penulis berusaha untuk secara serius mencari data yang penting dan relevan
dengan masalah yang ia karang. Penulis akan terdorong
terus-menerus agar karangannya itu dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, suatu topik yang sama sekali tidak disenangi dapat
menimbulkan kesalahan apabila terdapat hambatan-hambatan. Penulis tidak akan
berusaha menemukan data dan fakta dalam memecahkan persoalan-persoalan yang ia
hadapi.
b. Dikuasai Penulis
Topik yang dikerjakan harus
dikuasai penulis. Sekurang-kurangnya ia mengetahui hal-hal
mendasar dari persoalan yang hendak dikarangnya. Idealnya, topik itu merupakan
sesuatu yang lebih diketahui penulis daripada pembacanya.
c. Menarik Dan Aktual
Suatu karangan disusun tidak lain untuk dibaca oleh orang
lain. Oleh
karena itu, minat pembaca merupakan hal penting yang harus diperhatikan
penulis. Walaupun yang menarik minat itu amat bergantung pada situasi dan latar
belakang pembaca itu sendiri, namun hal- hal berikut merupakan sesuatu yang
diminati masyarakat secara umum, antara lain: yang
aktual, penting, penuh konflik, rahasia, humor atau hal-hal lain yang
bermanfaat bagi pembaca.
d. Ruang Lingkupnya Terbatas
Apabila topik itu terlalu luas, pembahasannya akan dangkal.
Pada akhimya karangan itu tidak menarik bagi pembaca. Pembatasan ruang lingkup
topik, memungkinkan penulis untuk mengarang dengan penuh keyakinan dan
kepercayaan diri. Pembatasan topik dapat memberikan kesempatan bagi penulis
untuk menelaah dan meneliti masalah yang akan ditulisnya secara intensif.
2. Merumuskan Judul Karangan
Erat kaitannya dengan topik atau tema serta tujuan karangan adalah
judul. Apabila topik merupakan gagasan pokok yang akan dibahas, maka judul
merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan itu. Judul berfungsi
pula sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran
isi karangan. Sering kali judul dirumuskan lebih dulu sebelum karangan dibuat.
4
Namun demikian, judul dapat pula
dirumuskan setelah karangan itu selesai. Judul yang baik harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut.
a. Relevan ð ada
hubungannya dengan isi karangan.
b. Provokatif
ð dapat
menimbulkan hasrat ingin tahu pembaca.
c. Singkat
ð mudah
dipahami dan enteng diingat.
3. Menyusun Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis
besar suatu karangan. Manfaat kerangka karangan:
a. Memudahkan
penyusunan karangan sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan teratur.
b. Memudahkan
penempatan antara bagian karangan yang penting dengan yang tidak penting.
c. Menghindari
timbulnya pengulangan pembahasan.
d. Membantu
pengumpulan data dan sumber-sumber yang diperlukan.
Berdasarkan bentuknya, kerangka
karangan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
A. Kerangka Kalimat
Kerangka
kalimat merupakan suatu bentuk kerangka karangan yang berupa pernyataan-
pernyataan lengkap yang
perumusannya berupa kalimat berita atau kalimat tanya.
B. Kerangka
Topik
Kerangka
topik dinyatakan dalam kata atau frase. Dari segi kejelasannya, kerangka topik tidak sejelas kerangka kalimat. Namun
demikian, kerangka topik sifatnya lebih longgar dan tidak kaku. Penyusunannya pun lebih
mudah.
4. Mengumpulkan
Bahan/Data
Untuk memperkaya pemahaman dan pengetahuannya, seorang penulis
harus mengumpulkan data, informasi, atau pengetahuan tambahan yang
berkaitan dengan tema karangan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan membaca
bahan acuan tertentu mengadakan wawancara, atau pengamatan lapangan. Kita dapat
langsung mengamati objek yang akan kita karang dan dapat pula kita mengadakan
percobaan. Kedua cara tersebut penting dilakukan agar data yang kita peroleh
lebih mantap dan tidak meragukan.
Semua bahan yang kita peroleh, kita catat supaya tidak mudah
dilupakan. Catatan harus rapi dan teratur sehingga mudah dalam pemanfaatannya.
Tiap-tiap data yang kita peroleh kita catat di atas kartu
atau lembaran kertas yang mudah kita susun menurut keperluan kita dan mudah pula menyisihkannya jika sebuah catatan ternyata tidak
kita perlukan lagi. Buku tulis dapat juga kita
pakai, tetapi tidak praktis, sebab halamannya terikat dan tidak mudah disusun.
5. Mengembangkan
Kerangka Karangan
Langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka karangan
itu menjadi karangan yang lengkap dan utuh.
5
Seperti yang telah dipaparkan di
atas bahwa terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan dalam pengembangan
karangan, di antaranya adalah dengan pola pengembangan urutan pemecahan
masalah. Bila pola ini yang dipilih, maka penyusunan karangan dimulai dari penyajian masalah tertentu. Kemudian, pembahasannya bergerak menuju
analisis dan kesimpulan - kesimpulan.
Dengan demikian, karangan berpola
urutan pemecahan masalah dibentuk oleh tiga bagian utama, yaitu:
a. Deskripsi
mengenai suatu masalah yang akan dibahas.
b. Analisi
terhadap sebab-sebab atau akibat-akibat dari masalah itu.
c. Alternatif
atau kesimpulan sebagai pemecahan masalah.
6. Cara Pengakhiran dan Pcnyimpulan
Baik itu pengakhiran maupun penyimpulan, sama-sama terletak
pada bagian penutup suatu karangan. Dengan demikian, dari segi letak keduanya memiliki
persamaan. Bedanya dalam hal fungsi dan cara perumusannya. Pengakhiran merupakan bagian bacaan
yang fungsinya menandakan bahwa bacaan itu selesai atau sudah berakhir. Bagian
pengakhiran masih merupakan fungsinya
sebagai penutup dari suatu perincian. Hubungan bagian pengakhiran bagian sebelumnya terbentuk dalam pola umum-khusus.
Hal ini berbeda dengan bagian
penyimpulan yang umumnya terletak pada bagian
akhir suatu
karangan. Hanya saja, kesimpulan berfungsi pula sebagai
pemaknaan kembali atas uraian-uraian sebelumnya. Hubungan antara bagian
kesimpulan dengan bagian sebelumnya bersifat khusus-umum. Bagian tersebut merupakan sebuah generalisasi dari
uraian sebelumnya.
Contoh:
Kalau kamu adalah salah seorang pengurus OSIS atau
organisasi lainnya, sebaiknya kamu memanfaatkan kesempatan itu untuk latihan
komunikasi di depan tak perduli sebatas apa kemampuanmu dalam menggunakan
kata-kata. Bila pertamakali kamu berbicara terpatah-patah dan sedikit deg-degan,
itu hal biasa. Lama-kelamaan kamu akan terbiasa dengan latihan semacam itu.
Apalagi kalau kamudiundang seminar, acara diskusi, atau rapal lainnya,
berbahagialah kamu dan kamu manfaatkan kesempatan itu untuk mengasah lidahmu agar terbiasa dan dan
lancar untuk mengeluarkan mengeluarkan
pendapat pada orang lain.
Paragraf di atas fungsinya hanya sebagai penanda bahwa uraian atas
bacaan yang berjudul “Remaja dan
Aprehensi Komunikasi” sudah berakhir. Dalam paragraf tersebut tidak ditemukan
rumusan kesimpulan.
7. Menyempurnakan Karangan
Menyusun karangan baik itu karangan ilmiah, populer maupun
karangan sastra yang sekali jadi
memang cukup sulit. Kecuali bagi yang sudah betul-betul
ahli, sangat jarang orang bisa
menyusun karangan yang langsung sempurna.
6
Ada saja kesalahan atau kekeliruan
yang harus diperbaiki, baik itu dengan sistematika penulisan,
kelogisan ide atau istilah yang digunakan dan ejaannya. Karena itu pembahasan dan
peninjauan ulang atas karangan yang telah dibuat
merupakan sesuatu yang penting dilakukan.
8. Penggolongan Karangan Menurut Bobot Isinya
Berdasarkan bobot isinya,
karangan dapat dibagi atas tiga jenis. yaitu
(1) karangan ilmiah
(2) karangan semi-ilmiah atau ilmiah
populer
(3) karangan non-ilmiah
Yang tergolong ke dalam karangan
ilmiah antara lain adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.
Sementara itu, yang tergolong ke dalam karangan semi- ilmiah antara lain adalah
artikel, editorial, opini, feature, tips, dan reportase.
Selanjutnya, yang tergolong ke dalam karangan non-ilmiah antara lain adalah
anekdot, hikayat, cerpen, novel, roman, puisi. dan
naskah drama.
Ketiga jenis karangan
tersebut tadi memiliki karakteristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki
aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan
penggunaan bahasa. Kebalikan dari karangan ilmiah
adalah karangan non-ilmiah. yaitu karangan yang tidak terikat pada aturan baku.
Sementara itu, karangan semi-ilmiah berada di antara keduanya.
Yang akan dibahas dalam
buku ini hanya dua jenis karangan pertama saja, yaitu karangan ilmiah dan
semi-ilmiah/populer karena kedua jenis karangan inilah yang banyak diperlukan
oleh mahasiswa.
Antara karangan ilmiah dan karangan ilmiah populer tidak
banyak perbedaan yang mendasar. Perbedaan yang paling jelas hanya pada
pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika pada Karangan ilmiah
digunakan bahasa yang khusus di bidang ilmu tertentu pada
karangan ilmiah populer bahasa yang terlalu teknis tersebut kadang-kadang dihindari dan sebagai gantinya
digunakan istilah umum.
9. Sistematika Karangan
Secara umum bagian-bagian karangan itu sama, yaitu adanya bagian awal,
bagian inti, dan bagian penutup. Akan tetapi, dalam materi
perkuliahan ini hanya ditampilkan bagian-bagian makalah almiah.
Fokus kajian adalah pengembangan isi bagian-bagian atau isi sistematika makalah, khususnya bagian inti.
a.
Bagian Awal
1. Halaman Sampul dan Halaman Judul
1) Judul
atau nama karangan. Halaman judul mencantumkan narru karangan, penjelasan
adanya tugas, nama pengarang, kelengkapan indentitas pengarang (nomor induk/registrasi,
klas, nomor absen). nama unit studi (unit
kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas,
universitas), nama kota, dan tahun penulis.
7
2) Untuk
memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memeperhatikan unsur-unsur sebagai berikut.
(1) Judul
menggambarkan keseluruhan isi karangan.
(2) Judul
harus menarik pembaca, baik makna maupun penulisannya.
(3) Sampul
berisi nama karangan, penulis, dan penerbit.
(4) Halaman judul berisi nama karangan, penjelasan adanya tugas,
penulis, dan penerbit.
(5) Seluruh
frasa ditulis pada posisi tengah secara simetris (untuk karangan formal) atau
model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal)
(6) Bagian-bagian
yang tertulis pada halaman judul:
a. Judul
diketik dengan huruf kapital
b. Penjelasan
tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat.
Misalnya:
Makalah ini disusun untuk melengkapi
Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Ganjil 2013
c.
Nama penulis ditulis dengan huruf
kapital. Kemudian, di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM).
Misalnya:
INDAH AYU
1352000294
d. Logo universitas untuk skripsi, tesis dan disertasi,
sedangkan makalah ilmiah tidak harus menggunakan logo.
e. Data
institusi. Mahasiswa harus mencantumkan program studi, jurusan, fakultas,
universitas, nama kota dan tahun dengan huruf kapital. Misalnya:
JURUSAN PGSD UNIVERSITAS
VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO 2013
2. Kata Pengantar
Kata pengantar adalah bagian
karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis karangan ini dilakukan. Setiap
karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau
laporan formal ilmiah harus menggunakan Kata Pengantar. Urutan cara penulisan
dan unsur-unsur informasi yang harus dicantumkan dalam kata pengantar adalah
sebagai berikut.
1) Ucapan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah
3) Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah
4) Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari
seseorang, sekelompok orang, atau organisasi/lembaga
5) Ucapan terima kasih kepada seseorang/lembaga yang membantu
6) Harapan penulis atas karangan tersebut
7) Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan
saran
8) Penyebutan nama kota, tanggai, bulan, tahun. Dan nama lengkap
penulis, tanpa dibubuhi tanda
tangan. -
8
Kata pengantar merupakan bagian dari
keseluruhan karya ilmiah sehingga sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu,
kata pengantar harus ditulis dalam bahasa Indonesia yang baku dan benar.
Isi kata pengantar tidak menyajikan
isi karangan atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, naskah utama,
dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar
tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindari dalam
pembuatan kata pengantar:
1) menguraikan
isi karangan
2) mengungkapkan
perasaan berlebihan
3) menyalahi
kaidah bahasa
4) menunjukan
sikap kurang percaya diri
5) kurang
meyakinkan
6) kata
pengantar terlalu panjang
7) menulis
kata pengantar semacam sambutan
3. Daftar isi
Daftar isi
adalah bagian pelengkapan pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan
ilmiah secara lengkap dan menyeluruh dari judul sampai dengan riwayat hidup
penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan ilmiah. Daftar isi
berfungsi untuk merujuk halaman judul bab, sub bab dan unsur-unsur pelengkap
dari sebuah buku yang bersangkutan.
Daftar isi disusun secara
konsisten, baik penomoran, penulisan maupun tata letak judul bab dan sub-sub bab. Konsisten ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan. Jika
menggunakan angka desimal, angka pertama nomor Bab I pada baris pertama harus
diikuti secara lurus dengan angka pertama nomor Bab II, Bab III, dan
seterusnya. Untuk menghasilkan daftar isi yang baik, perhatikan hal- hal
berikut ini.
1) Setiap judul bab dan sub bab disusun secara paralel atau
konsisten.
2) Nomor dan penggunan huruf (harus kapital dan huruf kecil)
berfungsi sebagai ciri atau
penanda judul bab, sub bab, dan rincian ditulis dengan huruf kapital pada setiap awai
kata, sedangkan kata tugas (misalnya: yang, kepada, dari) ditulis
dengan huruf kecil
seluruhnya.
3) Nomor halaman berfungsi untuk merujuk judul bab, sub bab,
dan rincian. Untuk memudahkan pembacaan, judul dan nomor halaman dihubungkan
dengan titik-titik.
4) Tajuk bab, sub bab, dan rincian harus menggambarkan
isi karangan, dan disusun dengan ragangan.
5) Skripsi
dan makalah yang lebih dari 10 halaman harus menggunakan daftar isi.
6) Daftar
isi tidak sama dengan ragangan karangan. Ragangan menggambarkan uraian (analisis
dan sintetis) bagian utama karangan, sedangkan daftar isi mencantumkan seluruh
unsur pelengkap pendahuluan, bagian utama (isi) karangan, dan pelengkap penutup.
9
4. Daftar Gambar
Setiap gambar yang tercantum dalam
karangan harus tertulis di dalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan
judul gambar dan nomor halaman.
5. Daftar Tabel
Setiap tabel yang tertulis dalam karangan
harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar ini menginformasikan nama tabel dan
nomor halaman.
d.
Bagian
Inti / Utama
1. Pendahuluan
Pendahuluan dalam makalah terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan, pembahasan, dan pembatasan masalah. Keseluruan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau
diuraikan. '
a) Latar belakang masalah, menyajikan
1) Penalaran
(alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaar. yang akan diuraikan jawabnya
dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan di jawab atau
ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas. Misalnya: deduktif,
sebab-akibat, atau induktif.
2) Kegunaan
praktis hasil analisis, misalnya memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan
dalam membuat keputusan dan memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja
yang akan datang.
3) Pengetahuan
tentang studi perpustakaan dengan menggunakan infoimasi mutakhir dari buku-buku
ilmiah. jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbitan baru.
4) Pengungkapan
masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan dengan menggunakan kata
tanya yang menuntut adanva analisis, misalnya Bagaimana
pengaruh teknologi terhadap pelestarian budaya sendiri? Bagaimana hubungan X
terhadap Y? Bagaimana upaya mengatasi kemiskinan masyarakat kumuh di Kelurahan
Pulo Gadung? Mengapa budaya tradisi kurang berkembang?
5) Tidak menggunakan kata apa karena kata tersebut tidak
menuntut adanya analisis, tetapi cukup dijawab ya atau tidak.
b) Tujuan penulisan berisi
1) Target,
sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X
terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan
kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y.
2) Upaya pokok
yang harus dilakukan. misalnya: mendiskripsikan data primer tentang kualitas
budaya tradisi penduduk asli Jakarta; mendeskripsikan data sekunder tentang
kualitas tradisi penduduk asli Jakarta.
10
Mendeskripsiksn kreativitas baru
yang merupakan sinergi budaya tradisi dan teknologi muktakhir; membuktikan
bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; membuktikan
bahwa pembagunan lingkungan permukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan
bantuan pemerintah.
3) Tujuan utama dapat dirinci menjadi
beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama
dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.
2. Inti Karangan
Bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah.
e. Bagian Penutup
Bagian ini berisi saran, kritik, kesimpulan, daftar pustaka (bagian ini berisi referensi sumber).
11
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Setelah
dibahas dalam bab sebelumnya akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa Karangan adalah
suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima
jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Sedangkan Kerangka karangan adalah
rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan
ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis,
jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah
penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju.Pembuatan
kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar
tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
Jadi kedua pembahasan ini sangatlah berkaitan karena jika
kita ingin membuat suatu karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur,
dan teratur maka sebelum pembuatan karangan itu harus terlebih dulu kita
membuat sebuah kerangka karangan agar pada karangan tersebut menjadi
terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju.
B. Saran
Dalam pembuatan karangan haruslah di buat suatu kerangka
karangan agar mendapatkan suatu hasil karangan yang sistematis, logis, jelas,
terstruktur dan teratur tentunya akan menghasilkan suatu karangan yang
berkualitas.
Semoga makalah yang berjudul “Menulis Karangan” ini
bermanfaat dan bisa dijadikan suatu motivasi bagi yang membaca.
12
DAFTAR
PUSTAKA
DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER
13
Klau boleh tahu link nya apa
BalasHapusKlau boleh tau link nya apa
BalasHapus