Kamis, 17 November 2011

puisi terakhir

Adakah engkau akan mencariku,bila esok aku tiada
Adakah engkau masih menungguku,bila waktu ternyata membawaku pergi,jauh meninggalkanmu


Adakah engkau akan bertanya,bila tiada lagi sapaku kepadamu
Toh,jikalau kamu ingin mencariku,kemana bisa kamu mencari
Mengingat selama ini kamu tidak pernah tahu dimana aku bersarang
Aku hanya bayangan
Yang muncul bila kamu memanggilnya
Menghilang kembali dikala semuanya berlalu
Hidup hanyalah kekalahan yang tertunda*
Sebagaimana aku dan dirimu
Hanyalah sebuah perpisahan yang tertunda
Ini pun ku tulis yang tertunda
Entah layak di sebut puisi atau hanya embel-embel kata
Sebatas ungkapan rasa
Berarti disaat semuanya tak berarti lagi
Aku dan dirimu,layaknya kita sebut apa
Tiada pengakuan yang mengtasbihkan
Hanya angin tak bisa menjadi saksi


“Ah,semua tidak penting”
Kenanglah diriku bila gerimis membasahimu
Kenanglah diriku bila senja menyilau kedua matamu
Mungkin aku ada di situ
Mungkin juga tidak
Tapi kenanglah aku,karena aku mencintainya
Laksana aku mencintaimu



*hidup hanyalah kekalahan yang tertunda adalah puisi chairil anwar”derai-derai cemara”

 fiksi.kompasiana.com/puisi/2011/06/03/puisi-terakhir/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar